Taliban Afghanistan

5. Ikhtisar

Taliban adalah kelompok fundamentalis Islam dengan opini politik dan sosial yang kuat. Gerakan politik yang dipicu oleh kelompok teroris ini saat ini berada di belakang konflik internal di Afghanistan. Anggota kelompok memiliki interpretasi yang keras terhadap Syariah, hukum Islam. Menurut terjemahan mereka tentang Syariah, pencurian dihukum dengan menghilangkan anggota tubuh dan pembunuh dan pezina dihukum mati di depan umum. Taliban menuntut pria untuk menumbuhkan janggut, wanita mengenakan burka, dan anak perempuan di atas usia 10 tahun untuk berhenti belajar. Di bawah kendali mereka, televisi, musik, dan film dilarang.

4. Sejarah Organisasi dan Anggota Terkemuka

Gerakan politik Taliban dimulai sebagai pejuang pemberontak selama pendudukan pimpinan Soviet di Afghanistan antara 1979 dan 1989. Dalam upaya untuk menghilangkan pasukan Soviet, AS dan Pakistan membantu membiayai perlawanan mereka. Ketika Uni Soviet mengundurkan diri dari negara itu, G-30-S memperoleh dukungan rakyat karena janjinya untuk memulihkan hukum dan ketertiban. Pada tahun 1996, mereka menguasai Kabul, ibukota Afghanistan. Selama masa pemerintahan mereka, Dewan Keamanan PBB mendesak kelompok itu untuk berhenti melecehkan perempuan. Mereka mempertahankan kontrol mayoritas hingga 2001 ketika mereka digulingkan oleh pasukan AS yang bekerja dengan Aliansi Utara, sekelompok etnis minoritas. Pasukan AS mundur pada 2012 dan lagi pada 2013 ketika kontrol diberikan kepada pasukan Afghanistan. Baru-baru ini, gerakan ini sekali lagi meningkatkan aktivitasnya di Afghanistan dan Pakistan. Para ahli percaya mereka didanai oleh perdagangan opium dan penambangan ilegal. Sampai beberapa tahun yang lalu, Mohammed Omar dianggap sebagai pemimpin spiritual Taliban dan membantu mendirikan kelompok fundamentalis. Dia dilaporkan memulai gerakan dengan hanya 50 pengikut. Dia juga dituduh oleh AS memberikan perlindungan kepada Osama bin Laden dan al-Qaeda sebelum serangan 11 September di World Trade Center. Dia meninggal pada April karena TBC pada 2013.

3. Kampanye dan Kemenangan

Taliban diyakini telah mempraktikkan strategi yang berhasil di Afghanistan. Kelompok ini mengambil keuntungan dari gangguan kekuasaan yang disebabkan oleh pemindahan pasukan AS pada 2013 untuk mendapatkan kembali kekuasaan di seluruh negara. Itu telah mampu mempertahankan signifikansinya karena praktik pelatihannya. Anggota, atau pejuang, diajarkan nilai-nilai Taliban sejak kecil. Pengajaran semacam ini menciptakan pengikut seumur hidup, berdedikasi, dan loyal yang tidak cepat meninggalkan gerakan.

2. Tantangan dan Kontroversi

Taliban telah banyak dikritik karena pelanggaran HAM-nya. Para pemimpin telah melakukan beberapa kampanye pembantaian terhadap warga sipil sambil berusaha memastikan kekuatannya di akhir tahun 90-an. Selain itu, mereka memimpin serangan pembersihan etnis terhadap Hazara. Kelompok itu juga menolak paket bantuan pangan darurat, menyebabkan sekitar 160.000 orang menderita dan kelaparan. Mereka telah menjalankan jaringan perdagangan seks, menculik dan menjual perempuan ke dalam perbudakan seks. Kebrutalan mereka terhadap perempuan telah ditegur secara internasional, terutama karena melarang perempuan mendapatkan pendidikan dan membutuhkan teman pria ketika berjalan di depan umum. Setiap wanita yang tidak mengikuti aturan-aturan ini dipukul atau dibunuh secara terbuka.

1. Penggambaran dan Warisan Budaya

Grup ini telah menjadi subjek untuk beberapa film dan telah menyiapkan panggung untuk banyak novel juga. Tema-tema ini berkisar dari fokus langsung pada pemerintahan Taliban hingga kenyataan hidup di Afghanistan. Representasi para fundamentalis ini jarang jika dalam terang yang baik. Bahkan, beberapa individu langsung mengaitkan penyebutan Taliban dengan kekerasan terhadap kemanusiaan.