Sungai Paling Berpolusi Di Dunia: Sungai Citarum

Indonesia adalah rumah bagi sungai paling tercemar di dunia, Sungai Citarum. Jalan setapak di belakang Bengawan Solo dan Brantas sebagai sungai terbesar ketiga di Pulau Jawa. Apa yang dulunya badan air murni saat ini dipenuhi dengan limbah industri dan rumah tangga, menjadikannya salah satu sungai yang paling tercemar di dunia. Mengambang dan terlihat di air adalah plastik, kantong kemasan, limbah mentah, dan jung-jung lainnya yang membuat air sungai tidak terlihat.

5. Deskripsi

Sungai Citarum memiliki sumbernya di Gunung Wayang dan mulutnya di Laut Jawa di Jawa. Mengalir sejauh 190 mil dari Kabupaten Bandung ke Kabupaten Karawang di Jawa Barat. Penduduk Jawa Barat mengandalkan sungai untuk kegiatan seperti pertanian, memancing, pasokan air untuk rumah dan industri, dan pembangkit listrik. Tiga pembangkit listrik tenaga air beroperasi di sepanjang sungai, dan menghasilkan listrik untuk wilayah Jabodetabek dan Bandung. Bendungan juga memasok air irigasi ke sawah. Bendungan Jatiluhur memiliki reservoir terbesar di Indonesia dengan kapasitas penyimpanan 3 miliar meter kubik.

4. Peran Historis dan Masalah Polusi Saat Ini

Pada zaman prasejarah, sungai memfasilitasi pertumbuhan budaya pembuatan tembikar tanah liat Buni. Situs-situs arkeologi, prasasti batu, serta sumber-sumber Cina menunjukkan bahwa peradaban berkembang di muara dan lembah Citarum pada abad ke-4 dan bahkan lebih awal. Sungai ini dikaitkan dengan Kerajaan Tarumanagara yang berkembang pada abad ke-4. Baik sungai dan kerajaan memiliki etimologi yang sama yang didapat dari istilah 'Tarum' yang merupakan bahasa Sunda untuk tanaman nila. Polusi sungai bertepatan dengan industrialisasi yang cepat di wilayah tersebut pada 1980-an. Lebih dari 800 industri tekstil mendirikan toko di daerah tersebut dan menyalurkan pewarna dan bahan kimia lainnya ke Sungai Citarum. Saat ini, ada lebih dari 2.000 industri di dekat sungai, yang sebagian besar membuang bahan kimia beracun seperti arsenik dan mengarah ke sungai. Praktik sanitasi yang buruk di sekitar sungai berarti bahwa rumah tangga menyalurkan limbah mereka ke Citarum selain pestisida dan bubur pertanian. Jawa Barat tidak memiliki sistem pembuangan limbah yang efisien, dan karenanya sungai adalah tempat pembuangan bagi masyarakat dan industri. Limbah membuat air berubah warna dan juga menimbulkan bau tak sedap. Situasi ini diperburuk oleh hukum polusi yang longgar di negara ini.

3. Habitat dan Keanekaragaman Hayati

Sungai ini memiliki banyak spesies ikan seperti lele berjalan, lele suckermouth, ikan mas biasa, ikan kecil, cichlids, betok, dan impun paris. Kualitas air yang buruk di sungai telah mendukung penyebaran cepat tanaman air liar, ikan mudskipper, dan plankton. Polusi yang terus menerus telah menyebabkan berkurangnya populasi ikan di sungai.

2. Pengaruh Pencemaran terhadap Kesehatan dan Ekosistem Manusia

Kebanyakan orang yang tinggal di bantaran Citarum tidak punya pilihan selain menggunakan airnya untuk mandi, mencuci, dan mencuci. Penghuni selalu mengeluh iritasi kulit, masalah pernapasan, sakit perut, dan diare di antara masalah lainnya. Sebagian penduduk tidak minum atau memasak dengan air karena tingkat polusi yang tinggi. Racun yang dibuang di air telah mempengaruhi kehidupan laut dan menyebabkan penurunan spesies yang ditemukan di sungai yang pada gilirannya mempengaruhi penangkapan ikan.

1. Upaya Menyelamatkan Sungai

Upaya membersihkan sungai dilaksanakan mulai November 2011 dengan perkiraan biaya $ 4 miliar yang dihabiskan selama 15 tahun. Pembersihan berlangsung pada jarak 112 mil melalui tiga kota. Program ini bertujuan membersihkan 10, 5 juta meter kubik limbah dalam tiga tahun pertama.