Teras Merah Muda Dan Putih - Keajaiban Geologi Selandia Baru

Deskripsi

Pada tahun 1886, bencana vulkanik mengakibatkan hilangnya salah satu keajaiban geologis paling berharga di Selandia Baru yaitu Teras Merah Muda dan Putih Danau Rotomahana di Lembah Rift Waimangu Volcanic Rift di Pulau Utara Selandia Baru. Teras terdiri dari endapan silika sinter, formasi terbesar yang diketahui dari jenis ini yang pernah ada di planet kita. Kedua endapan itu ditemukan di seberang Danau Rotomahana. Teras Putih menampilkan warna putih cemerlang sementara Teras Merah Muda memiliki lanskap berwarna merah muda, mungkin karena adanya beberapa bentuk pengotor kimia dalam endapan silika sinter. Kedua teras membentuk lansekap spektakuler yang digambarkan dalam kisah para pelancong awal ke tempat ini. Meskipun teras diyakini telah hilang dalam letusan gunung berapi, baru-baru ini pada tahun 2011, para ilmuwan yang mempelajari sejarah geologi Danau Rotomahana telah menemukan kembali bagian dari bentang alam yang hilang di bawah air danau.

Peran historis

Sebelum letusan gunung berapi yang menghapus teras Pink dan Putih, situs ini adalah salah satu tempat wisata paling populer di Selandia Baru. Salah satu pengunjung Eropa pertama ke situs ini adalah Ernst Dieffenbach yang akun tempat mengilhami kedatangan wisatawan masa depan ke tempat itu. Beberapa orang terkenal yang berkeliling Teras Merah Muda dan Putih pada abad ke-19 adalah Sir George Gray, seorang prajurit dan penjelajah Inggris, Anthony Trollope, seorang novelis Inggris dari zaman Victoria, dan Alfred Duke of Edinburgh, anggota keluarga kerajaan Inggris . Situasi benar-benar berubah pada hari yang ditakdirkan pada 10 Juni 1886, ketika letusan besar-besaran Gunung Tarawera, yang terletak sekitar 10 kilometer jauhnya dari Danau Rotomahana, menewaskan hampir 120 penduduk asli Maori dan juga menghapus seluruh fitur lanskap Pink. dan Teras Putih.

Pariwisata dan Penelitian

Penelitian yang mengarah pada penemuan kembali Teras Putih dan Merah Muda Danau Rotomahana dilakukan pada 2011 ketika tim ilmuwan dari GNS Science tiba di lokasi dengan tujuan untuk memetakan dan mempelajari dasar danau dan memahami transformasi geomorfologi dari lansekap sejak letusan Gunung Tarawera. Yang mengejutkan mereka, ketika memetakan dasar danau, mereka menemukan bahwa hampir tiga perempat dari teras Pink dan sebagian kecil dari Teras Putih masih tetap utuh di bawah danau, ditutupi oleh beberapa lapisan lumpur. Ini adalah penemuan yang menarik dan tidak terduga karena umumnya diyakini bahwa intensitas letusannya begitu tinggi sehingga keberadaan teras di keadaan utuh mereka hampir tidak diharapkan. Sayangnya, meskipun teras ini adalah keajaiban dunia pada abad ke-19, hari ini sulit bagi wisatawan modern untuk melihat teras saat mereka terkubur di bawah 2 meter lumpur pada 60 meter di bawah permukaan Danau Rotomahana. Namun, wisatawan masih mengunjungi situs di sekitar Danau Rotomahana di mana mengamati satwa liar, memancing, bermain kano, dan berperahu adalah beberapa kegiatan yang dapat dinikmati.

Habitat dan Keanekaragaman Hayati

Saat ini, Danau Rotomahana yang perairannya menyembunyikan bagian-bagian sisa Teras Merah Muda dan Putih berlimpah di berbagai ikan seperti trout pelangi, trout coklat, dan trout sungai. Danau ini meliputi area seluas 8 kilometer persegi dan memiliki kedalaman rata-rata 168 kaki. Sejumlah besar burung juga dapat terlihat di habitat sekitarnya seperti merpati kayu, fantail, finch, angsa, dan burung pipit. Lembah Rift Gunung Berapi Waimangu juga kaya akan beragam fauna dan flora mikroba, banyak spesies yang diadaptasi untuk hidup dalam kondisi suhu dan pH yang ekstrem. Bakteri termofilik, lumut toleran suhu tinggi, dan alga acidophilic ditemukan di habitat lembah. Letusan Gunung Tarawera pada tahun 1886 hampir sepenuhnya memusnahkan kehidupan tanaman dan hewan dari lembah, tetapi kehidupan baru mulai berkembang di wilayah ini dan saat ini berbagai macam pakis, tumbuhan, rumput, pohon, semak-semak, mengisi lanskap hutan. Lembah Rift Vulkanik Waimangu.

Ancaman Lingkungan dan Sengketa Wilayah

Lembah Rift Gunung Berapi Waimangu, Danau Rotomahana dan sisa-sisa Teras Merah Muda dan Putih yang terkubur di bawah danau berada di bawah kekuasaan gunung berapi Gunung Tarawera. Sebuah letusan besar di masa depan sekali lagi dapat menghapuskan kehidupan tanaman dan hewan di lembah dan mengubah geomorfologinya sepenuhnya seperti yang terjadi pada tahun 1886. Tidak banyak ancaman dari intervensi manusia terjadi di sini karena sebagian besar wilayah tersebut tidak dihuni oleh manusia.