Kuil Shaolin Dan Para Biksu Yang Menakjubkan

Sejarah Shaolin

Kuil Shaolin yang terkenal atau Biara Shaolin di Tiongkok adalah biara Budha berusia 1.500 tahun yang terletak di Provinsi Henan, Cina di lereng utara puncak Shaoshi, puncak pusat Pegunungan Song yang sakral di Tiongkok. Biara ini dibangun pada tahun 477 M selama pemerintahan Kaisar Xiaowen dari Wei Dynsaty Utara. Pada tahun 2010, Biara Shaolin dimasukkan di antara monumen bersejarah Dengfeng oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), dan menjadi bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun yang sama.

Buddhisme Zen Shaolin

Dari masa Bodhidharma, seorang biksu Buddha yang terkenal pada akhir abad ke-5, Buddhisme yang dipraktikkan di Kuil Shaolin mengalami perubahan signifikan dari bentuk tradisional, ritual ke bentuk yang lebih naturalistik dan berbasis meditasi. Bodhidharma juga menekankan pada kebutuhan untuk mengembangkan kebugaran fisik para bhikkhu untuk menahan tuntutan meditasi berjam-jam dan untuk mempertahankan diri pada saat dibutuhkan. Bentuk baru Buddhisme Mahayana sekarang mulai menarik para pendeta dan cendekiawan Taoisme ke kuil Shaolin karena para pengikut Tao dapat mengidentifikasi pandangan-pandangan dan praktik-praktik baru agama Buddha di Kuil Shaolin. Bentuk Buddhisme ini, yang dikenal sebagai Chan Buddhism, menerima dorongan besar selama pemerintahan Dinasti Tang dan Song Cina dan juga menyebar ke negara-negara lain di mana ia dikenal dengan nama-nama yang berbeda seperti Zen Buddhisme di Jepang, Seon di Korea dan Thien di Vietnam.

Seni bela diri

Pada saat biara-biara dengan mudah rentan terhadap perampok dan penjajah serta para bhikkhu yang perlu melakukan perjalanan jarak jauh untuk tujuan berkhotbah, sebuah kebutuhan dirasakan untuk melatih para biksu Buddha untuk mempertahankan kuil dan juga membela diri terhadap serangan kekerasan. Awalnya, para biksu Kuil Shaolin mulai melakukan latihan fisik yang dikaitkan dengan Bodhidharma agar tubuh mereka tetap bugar dan kuat. Segera para bhikkhu mulai bereksperimen dengan sistem pertempuran dan dengan menyerap pengetahuan dari bentuk-bentuk pertempuran lainnya, para biksu Kuil Shaolin mengembangkan Shaolin Ch'uan Fa yang menekankan pada pengembangan kekuatan otot serta Chi internal, aliran atau kekuatan hidup semua makhluk hidup. Segera, Biara Shaolin dan para biarawan yang bertempur menjadi terkenal di seluruh China dan berita juga mencapai bagian lain dunia. Biara mulai berfungsi sebagai kursi pembelajaran seni bela diri yang sering dikunjungi oleh siswa seni bela diri yang datang dari jauh dan luas.

Arsitektur Kuil dan Hutan Pagoda

Kuil Shaolin tersebar di area yang luas 57.600 meter persegi dan terdiri dari berbagai gerbang, aula, gua, menara, dan tempat peristirahatan untuk para bhikkhu. Salah satu area terpenting dari kuil adalah Hall of Heavenly Kings yang menampung keempat tokoh Kings Heavenly yang dikenal sebagai pelindung manusia, memimpin mereka melalui jalan yang benar, memastikan kesejahteraan mereka. Aula Mahavira candi termasuk patung-patung Dewa Buddha dan pendiri Buddhisme Shaolin Zen serta patung-patung singa batu raksasa dan lubang-lubang di tanah yang dianggap sebagai jejak kaki para biksu kuno candi. Hutan Pagoda adalah bagian penting lain dari kompleks candi yang merupakan kuburan para pejabat tinggi Buddhis. Ada juga berbagai gua di kompleks yang dianggap sebagai tempat meditasi biksu yang sangat dihormati. Di seluruh kompleks kuil, pilar-pilar batu, dinding, dan langit-langit memiliki ukiran indah yang mewakili kitab suci Buddha, prajurit pahatan, naga dan simbol agama. Diciptakan oleh turis dari seluruh penjuru dunia, kemegahan dan keindahan murni Kuil Shaolin karenanya, tidak pernah gagal untuk mengesankan semua orang yang mengunjungi kuil ini di Tiongkok.

Membawa Warisan yang Panjang dan Bangga

Selama rezim Mao di Tiongkok, praktik Seni Bela Diri Shaolin sangat tidak dianjurkan. Sejumlah seniman bela diri dieksekusi dan yang lainnya terpaksa mengungsi ke negara lain tempat mereka membawa warisan mereka. Namun, setelah kematian Mao, pemerintah Cina melonggarkan pendapatnya tentang para biksu Shaolin, para biksu mulai kembali ke kuil yang sekarang diperbaiki dan dirawat oleh pemerintah dan dibuka untuk kunjungan publik. Saat ini, bentuk seni bela diri Shaolin dianggap sebagai salah satu bentuk pertempuran tertua dan paling maju, harta nasional Cina serta inspirasi untuk sistem pertempuran dunia. Pengaruh seni bela diri Shaolin juga telah memicu lahirnya bentuk seni bela diri lainnya seperti karate, kung-fu, dan kempo.