Danau Malawi - Danau Dunia

Deskripsi

Danau Malawi adalah danau Afrika air tawar yang digunakan bersama oleh negara-negara Malawi, Tanzania, dan Mozambik. Danau ini menempati 20 persen dari total luas Malawi, dan memiliki luas permukaan 11.390 mil persegi. Kedalaman rata-rata Danau Malawi adalah 264 meter, dan kedalaman maksimumnya adalah 706 meter, menurut World Lakes. Volume air danau adalah 2015 mil kubik, dan air ini diperkirakan memiliki waktu tinggal 114 tahun. Di Tanzania itu disebut Danau Nyasa, dan di Mozambik itu dikenal sebagai Lago Niassa. Danau ini memiliki tiga lapisan, dengan kepadatan yang berbeda karena variasi suhu di setiap kedalaman. Karena keanekaragaman spesies ikan endemik yang ditemukan di Danau Malawi, UNESCO telah menetapkannya sebagai Situs Warisan Dunia.

Peran historis

Ketika Dr. David Livingstone, misionaris Skotlandia yang terkenal, mencapai Danau Malawi selama ekspedisinya dari 1858 hingga 1862, ia mendapati bahwa itu digunakan sebagai jalur perdagangan gading dan budak oleh para pedagang Swahili dan Arab. Salah satu pedagang budak, Salim bin Abdullah (atau Jumbe), telah mendirikan markasnya di tepi danau di Nkhotakota pada tahun 1840-an. Setelah jumlah budak mencapai 1.000, mereka dikirim melintasi danau ke pasar Afrika Timur, menurut UNESCO. Di Nkhotakota, Dr. Livingstone menegosiasikan perjanjian dengan Jumbe dan para pemimpin lokal Chewa yang menyerukan penghentian perdagangan budak di sana. Namun Jumbe, tidak menghentikan perdagangan, meskipun akhirnya berakhir pada 1891, ketika Malawi menjadi protektorat Inggris. Selama waktunya di tepi danau, Dr. Livingstone menjulukinya "Danau Bintang", karena pantulan bintang-bintang yang berkelap-kelip di malam hari di permukaannya.

Signifikansi modern

Danau Malawi menampung spesies ikan yang lebih dikenal daripada danau lainnya di dunia. Ada sekitar 500 hingga 1.000 spesies ikan di dalamnya, milik 11 keluarga ikan, menurut sebuah studi Bank Dunia. Dari jumlah tersebut, spesies endemik dari Keluarga Cichlidae membentuk lebih dari 90 persen spesies ikan yang ditemukan di danau. Di danau, Cichlids mengendalikan vegetasi, dan pada gilirannya adalah sumber makanan bagi burung-burung asli seperti elang ikan Afrika. Danau Malawi juga merupakan tujuan wisata dan memiliki kawasan taman yang dikelola negara yang disisihkan di dan di sekitarnya. Kegiatan rekreasi air di danau mencakup snorkeling, scuba diving, berperahu pesiar, memancing, kayak, ski air, selancar layar, dan berenang. Di taman, kegiatan rekreasi meliputi mengamati burung, hiking, bersepeda gunung, dan berjalan di atas jalan setapak yang mengelilingi danau. Tempat-tempat olahraga untuk bola voli dan golf juga tersedia bagi pengunjung.

Habitat dan Keanekaragaman Hayati

Suhu tahunan rata-rata di sekitar Danau Malawi adalah 22, 7 derajat Celcius, dengan curah hujan tahunan rata-rata sebesar 766 milimeter. Iklim ini menopang hutan dan vegetasi lebat yang terlihat menghiasi perbukitan taman nasional dan hamparan yang lebih rata di sekitar danau. Akasia, baobab, dan ficus adalah spesies pohon dominan yang tersebar di taman. Ada juga rawa dan laguna di dekat danau. Batuan bawah laut dilapisi dengan alga yang merupakan sumber makanan penting bagi ikan danau. Danau Malawi memiliki batas 15 persen dari varietas spesies ikan air tawar yang ditemukan secara global. Keanekaragaman spesies di danau ini didukung oleh berbagai habitat bawah laut, termasuk tanah berpasir, kurus, berbatu, dan batu-pasir, serta alang-alang.

Ancaman Lingkungan dan Sengketa Wilayah

Penangkapan berlebih, pencemaran air dari limpasan seperti air limbah, pemuatan sedimen, surutnya permukaan air karena perubahan iklim, peningkatan input nutrisi, dan perubahan komposisi fitoplankton adalah beberapa ancaman yang disebut oleh peneliti sebagai yang paling mempengaruhi ekosistem rapuh Danau Malawi. Pembukaan lahan di sekitar danau untuk pertanian, penggunaan bahan kimia seperti pupuk, dan kegiatan deforestasi lanjutan yang terlihat di sini juga mempengaruhi keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekologis di dalam dan sekitar Danau Malawi. Ketika bahan kimia yang digunakan di darat hanyut ke danau, terutama pupuk dari tanaman budidaya, mereka mempromosikan pertumbuhan ganggang biru-hijau, yang berbahaya bagi kehidupan air di danau. Peningkatan endapan lumpur juga mengganggu tempat-tempat di mana ikan danau telah lama bertelur untuk bereproduksi.