Apa itu Transformasi Sosial?

Transformasi sosial mengacu pada proses perubahan dalam hubungan, norma, nilai, dan hierarki yang dilembagakan dari waktu ke waktu. Ini adalah cara di mana masyarakat berubah karena pertumbuhan ekonomi, sains, inovasi teknologi, dan perang atau pergolakan politik. Transformasi sosial memengaruhi interaksi dan gaya hidup masyarakat. Mengenai individu, transformasi sosial mengacu pada proses mengubah status sosial orang tua seseorang agar menyerupai status mereka saat ini. Selama proses transformasi ini, seseorang bergerak dari status yang dianggap berasal ke status yang dicapai.

Status yang Diberikan vs. Status yang Dicapai

Status yang dianggap berasal adalah status sosial tempat anak dilahirkan. Misalnya, ada orang yang lahir dalam keluarga kaya sementara yang lain lahir dalam keluarga berpenghasilan rendah. Dalam Status Bersatu, perbedaan gender dan ras membentuk dasar bagi status orang yang dianggap berasal. Sebaliknya, status yang dicapai mengacu pada status yang diperoleh seseorang sebagai hasil dari pendidikan, keterampilan, prestasi, dan kemampuan mereka. Contoh status yang dicapai termasuk dokter, profesor, penjahat, dan peneliti. Status seseorang menentukan perilaku mereka. Bentuk-bentuk lain dari identifikasi kelas termasuk latar belakang keluarga, selera, minat, perbaikan budaya, dan identifikasi diri.

Budaya dan Globalisasi

Saat ini, transformasi sosial dibuktikan oleh dua konsep penting, yaitu budaya dan globalisasi. Budaya mengacu pada cara hidup yang berbeda dari sekelompok orang tertentu. Ini berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain tergantung pada lokasi geografis mereka, tingkat melek huruf, kemajuan teknologi, dan lingkungan politik. Budaya meliputi kepercayaan, moral, hukum, adat istiadat, dan seni yang terkait dengan masyarakat. Di sisi lain, globalisasi mengacu pada standardisasi kebijakan pendidikan, perdagangan, ide, musik, seni, dan gaya hidup di seluruh dunia. Integrasi budaya telah terjadi begitu banyak sehingga dunia sekarang dikenal sebagai desa global.

Langkah-langkah dalam Transformasi Sosial

Ada tiga langkah yang terlibat dalam transformasi sosial yang meliputi pelekatan asosiasional, jarak asosiasional, dan presentasi diri. Pelonggaran asosiasional mengacu pada pengakuan dan penerimaan verbal seseorang terhadap kelompok yang ingin mereka ikuti. Contoh dari pengakuan verbal semacam itu adalah ketika seorang calon mahasiswa hukum memilih perguruan tinggi yang ingin mereka ikuti untuk melanjutkan studi sarjana hukum mereka. Pelonggaran asosiasional dapat berupa pelonggaran proaktif atau pelonggaran retroaktif. Sebaliknya, menjauhkan asosiasional melibatkan pemisahan diri dari orang-orang yang tidak cocok dengan identitas sosial yang diinginkan. Transformasi sosial yang melibatkan penyajian tuntutan-tuntutan diri yang terlihat sesuai dengan status sosial yang diinginkan. Oleh karena itu, orang menjadi berhati-hati tentang ucapan dan pakaian mereka untuk memiliki status tertentu. Merangkul pola berpakaian dan gaya bicara dari status yang mereka inginkan untuk menjadi bagian dari membuat individu "melihat bagian."

Transformasi Sosial dalam Budaya Populer

Transformasi sosial dan kelulusan kelas tersebar luas di masyarakat saat ini. Perilaku mudah diteruskan ke berbagai audiens melalui internet, televisi, film, dan selebriti. Sebagai contoh, Britney Spears dan Oprah Winfrey adalah contoh sempurna dari kepribadian yang dikategorikan sebagai pelintas kelas. Pertunjukan populer seperti “Who Wants To Be A Millionaire” berupaya mengubah orang menjadi status kaya.