Apa dan Dimana Kalimantan?

Deskripsi

Tiga perempat pulau Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia) dikuasai secara politis oleh Indonesia, dan bagian pulau ini dikenal sebagai Kalimantan. Bagian Borneo yang tersisa berada di bawah kendali negara bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia, dan Kesultanan Brunei. Kalimantan dibagi menjadi empat provinsi, yang terbesar adalah Kalimantan Tengah, atau Kalimantan Tengah, dengan luas 153.564, 50 kilometer persegi. Tiga provinsi lainnya adalah Kalimantan Barat (Kalimantan Barat), Kalimantan Timur (Kalimantan Timur), dan Kalimantan Selatan (Kalimantan Selatan). Populasi Kalimantan membentuk sekitar 69, 5% dari total populasi Kalimantan, dan oleh karena itu, mengingat bahwa sekitar 73% wilayah Borneo terletak di Kalimantan, bagian pulau ini sedikit lebih padat daripada rata-rata pulau.

Sejarah

Hindu dan Budha tampaknya memiliki pengaruh signifikan di Kalimantan sejak zaman kuno. Bukti budaya Hindu dan Budha telah dicatat di sini dalam bentuk tulisan suci Sanskerta dan Buddha serta patung-patung Hindu dan sastra yang berasal dari abad ke-5 dan ke-11. Kerajaan Sriwijaya Sumatera (abad ke-7 hingga ke-14), Kerajaan Majapahit di Jawa Timur (abad ke-14 hingga ke-16), dan kemudian negara-negara Muslim (setelah abad ke-16) memegang kendali atas Kalimantan di berbagai titik waktu. Belanda dan Inggris mulai berdatangan ke tempat kejadian sejak abad ke-17 dan, pada tahun 1863, Kalimantan berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Perang Dunia II menjadi saksi pendudukan Jepang di pulau Kalimantan. Akhirnya, setelah gerakan Kemerdekaan Indonesia, Kalimantan mencapai kebebasannya dari pasukan Jepang pada tahun 1945, dan pada tahun 1949-1950 menjadi bagian dari Republik Indonesia.

Ekonomi dan Pemerintah

Karena lebih dari 75% wilayah Kalimantan ditempati oleh hutan, industri berbasis hutan berkontribusi besar terhadap perekonomian kawasan. Pertanian dan perikanan adalah sektor ekonomi utama Kalimantan lainnya. Kayu, kayu lapis, kayu olahan, veneer, rotan, damar, karet, dan ikan adalah beberapa produk ekspor utama kawasan ini. Keempat provinsi di Kalimantan saat ini berada di bawah kekuasaan dan yurisdiksi Republik Indonesia.

Budaya

Sesuai Sensus Indonesia 2010, jumlah penduduk Kalimantan adalah 13.772.543. Sebagian besar permukiman di daerah ini berpusat di sepanjang garis pantai, dan populasinya terutama terdiri dari populasi etnis Melayu yang sebagian besar Muslim, bersama dengan minoritas yang signifikan sekitar 50 kelompok etnis Dayak yang tinggal di daerah pedalaman di rumah panjang di sepanjang sungai atau sungai. Orang Dayak secara tradisional adalah pemburu-pengumpul, dan saat ini "menebas dan membakar" para petani, dan dikenal sebagai "pemburu kepala di Kalimantan". Sesuai tradisi Dayak, kepala musuh mereka membawa kekuatan gaib yang akan memastikan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, semakin banyak kepala yang bisa dikumpulkan oleh seorang suku, semakin tinggi pangkatnya dalam komunitas tradisional Dayak. Meskipun praktik ini dilarang oleh Belanda pada abad ke-19, hari ini kisah populer teror para pemburu kepala ini masih menarik banyak wisatawan untuk mengunjungi pemukiman Dayak di Kalimantan.

Habitat dan Keanekaragaman Hayati

Hutan hujan, hutan pegunungan, hutan bakau, dan rawa-rawa di Kalimantan dan iklim tropisnya mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan beragam flora dan fauna. Dari 15.000 spesies tanaman yang ditemukan di hutan-hutan ini, hampir 6.000 di antaranya bersifat endemik. 10 spesies primata, 350 spesies burung, dan 150 spesies amfibi dan reptil menghuni hutan di wilayah itu juga. Sejumlah besar taman nasional, cagar, dan suaka juga telah didirikan di sini. Orangutan adalah spesies andalan dari hutan-hutan ini, sedangkan Matahari Malaysia, monyet Daun, kera, dan trenggiling juga dapat ditemukan di hutan. Burung yang sangat indah, seperti burung Matahari, kakatua, burung enggang, dan burung pegar, juga dapat diamati di sini. Serangga tumbuh subur di hutan Kalimantan, dan kupu-kupu yang spektakuler, kumbang logam, kaki seribu, dan serangga Walking Stick membentuk komunitas invertebrata yang berkembang pesat di berbagai habitat Kalimantan.

Ancaman Lingkungan dan Sengketa Wilayah

Hutan-hutan Kalimantan saat ini menghadapi ancaman parah dari perusahaan-perusahaan penebangan yang tidak bermoral, yang seringkali secara ilegal menebangi hutan-hutan asli yang luas untuk memenuhi permintaan pasar-pasar global yang meluas untuk kayu. Pohon-pohon kayu keras tropis ditebang dengan cepat, hanya untuk digantikan oleh vegetasi yang memiliki kepentingan komersial, seperti perkebunan karet dan perkebunan pohon kelapa monokultur (tanaman tunggal) untuk memproduksi minyak kelapa sawit. Lebih dari 30% hutan hujan primer Borneo telah hilang selama 40 tahun terakhir, dan banyak dari spesies endemik langka dan terancam punah yang menghadapi risiko kepunahan sebagai konsekuensinya.