Sungai Kuning (Huang He)

Deskripsi

Sungai Kuning, juga dikenal sebagai Huang He atau Hwung-Her, dikatakan sebagai jalur kehidupan Tiongkok. Mengalir sejauh 3.395 mil dari sumbernya di Pegunungan Har Bayan yang terletak di Cina Barat. Sungai itu hanya di sebelah Sungai Yangtze dalam hal panjang di negara ini, dan memiliki perbedaan memegang posisi ketujuh sebagai salah satu sungai terpanjang dari seluruh dunia. Ini membentuk delta luas yang menyebar di 4, 970 mil persegi sebelum mengosongkan dirinya ke Laut Bohai. Seperti namanya, itu adalah yang paling berlumpur dari semua sungai besar, karena keberadaan tanah yang kaya mineral dalam jumlah besar di jalur yang lebih rendah, dan lumpur kuning ini juga mengisi dasar sungai di luar tepi sungai kadang-kadang. Sungai itu terkenal karena mengubah arahnya dan sering menyebabkan banjir, dan untuk banjir dahsyat ini dikenal luas sebagai 'Kesedihan Tiongkok'.

Peran historis

Sungai Kuning memiliki makna besar dalam sejarah Tiongkok sebagai tempat lahirnya peradaban Tiongkok. Para arkeolog telah menemukan situs yang tak terhitung jumlahnya dari periode Neolitik (12.000 SM hingga 2.000 SM) di sepanjang tepian sungai. Sungai telah menjadi tempat kelahiran peradaban Tiongkok kuno sesuai dengan catatan sejarah. Semuanya dimulai dengan Dinasti Xia pada 2.100 SM, yang berkembang selama berabad-abad dan membangun beberapa saluran untuk mengalihkan kelebihan air sungai agar tidak sering banjir. Selanjutnya, Lembah Sungai Kuning makmur selama Shang, Han, Yuan, dan Dinasti Ming. Namun, sungai juga memainkan peran utama dalam menyebabkan jatuhnya Xin dan Dinasti Qing oleh banjir yang mematikan, yang dikenal karena membunuh ribuan orang Tiongkok pada suatu waktu.

Signifikansi modern

Disebut-sebut sebagai salah satu sungai paling penting secara ekonomi di Tiongkok, Sungai Kuning, dengan lebih dari 14 bendungan pembangkit listrik tenaga air, menghasilkan sejumlah besar listrik untuk memberi tenaga pada industri yang tak terhitung banyaknya di Cina. Ini juga berfungsi sebagai sumber utama air minum dan irigasi tanaman untuk sebagian besar negara. Sudah lama tetap sebagai zona pertanian, meskipun cekungannya sekarang mendukung sejumlah besar industri dan kota-kota modern. Beberapa kota besar di sepanjang Sungai Kuning adalah Jinan, Zhengzhou, Hohhot, Yinchuan, dan Lanzhou.

Habitat

Sungai ini telah menjadi habitat lebih dari 125 jenis ikan, di mana satu ikan termasuk dalam daftar yang didambakan dari Daftar Konservasi Nasional Satwa Liar Akuatik Nasional. Ada ganggang parasit, binatang invertebrata, dan ikan karnivora di sungai. Ini juga merupakan habitat alami dari banyak spesies burung, seperti merganser bersisik sisi dan derek bermahkota Merah. Tidak banyak satwa liar yang ada di DAS hulu karena populasi manusia yang padat. Namun, orang dapat melihat kijang Tibet, yak liar, rusa Musk, dan Sikas di lembah yang lebih rendah.

Ancaman dan Perselisihan

Polusi industri merupakan ancaman besar bagi keberadaan Sungai Kuning. Pembuangan limbah jutaan ton limbah dari kota-kota yang berkembang adalah masalah utama bagi kesehatan sungai. Menurut para ahli, polusi telah mencapai tingkat yang sangat berbahaya sehingga, di beberapa tempat, air sungai tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan minum atau irigasi. Aliran utama air sungai dengan demikian sekarang tidak cocok untuk keberadaan banyak ikan asli. Sungai ini juga mengalami kekeringan serius pada tahun 2002 dan secara bertahap mengering dari waktu ke waktu, menyebabkan krisis air besar di seluruh negeri.