Sungai Amazon

Deskripsi

Setelah Nil, Sungai Amazon adalah sungai terpanjang kedua di dunia. Sebagian besar publikasi ilmiah memperkirakan panjangnya sekitar 6.400 kilometer (3.977 mil), dan lebarnya, tergantung pada musim dan lokasi, dapat membentang dari 1 hingga 35 mil, menurut Smithsonian Institute. Setiap detik, Sungai Amazon rata-rata mengeluarkan 219.000 meter kubik air, bersumber dari 1.100 anak sungai, menurut laporan World Wildlife Fund (WWF). Sebelum mengalir ke Samudra Atlantik, cekungan drainase sungai melewati 7 negara Amerika Selatan, menurut National Geographic Society. Negara-negara ini adalah Peru, Bolivia, Venezuela, Kolombia, Ekuador, Guyana, dan Brasil. Di puncak musim hujan, arus Sungai Amazon mencapai kecepatan 7 kilometer per jam.

Peran historis

Sungai Amazon “ditemukan” dan dinamai demikian oleh Francisco de Orellana, seorang penjelajah dan penakluk Spanyol pada tahun 1541. Dia menamainya untuk menghormati prajurit wanita yang ditemuinya dalam pelayarannya, yang mengingatkannya pada ras prajurit wanita dari mitologi Yunani. . Dalam catatan geologis Bumi, Sungai Amazon diperkirakan berumur sekitar 100 juta tahun. Sungai Amazon berada di dalam Bioma Amazon yang luas, yang masih berfungsi sebagai rumah yang secara historis penting bagi 2, 7 juta penduduk asli, menurut Koordinator Organisasi Masyarakat Adat Lembah Sungai Amazon (COICA). Banyak dari ini terus bergantung pada sungai untuk kelangsungan hidup mereka. Ketika Sungai Amazon menempati tujuh negara, pemanfaatan sumber dayanya sering menimbulkan konflik. Akibatnya, hukum dan perjanjian telah dirancang selama bertahun-tahun untuk menghindari konflik. Satu perjanjian semacam itu dimasukkan antara Ekuador dan Peru pada tahun 1998, dan dijuluki Perjanjian Perdagangan dan Navigasi Ekuador-Peru. Menurut Max Planck Encyclopedia of Public International Law, perjanjian itu memberikan hak Ekuador ke sungai bersama dan meningkatkan akses ke Amazon, meskipun perbatasan sebagian besar diselesaikan berdasarkan ketentuan Peru.

Signifikansi modern

Sumber daya air Sungai Amazon merupakan 20 persen dari semua air tawar di dunia. Sungai ini memiliki sekitar 3.000 spesies ikan, banyak di antaranya ditangkap untuk konsumsi manusia di dalam komunitas pemukiman dan komersial cekungan, sementara banyak lainnya berfungsi sebagai spesies hias untuk perdagangan akuarium. Di sisi Brasil Sungai Amazon, perdagangan perikanan menghasilkan lebih dari 168.000 pekerjaan, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian. Untuk memacu pembangunan, Kolombia, Peru, Bolivia, Ekuador, dan Bolivia sama-sama telah membangun sistem transportasi untuk memfasilitasi perdagangan di dalam dan di antara perbatasan mereka masing-masing. Sungai Amazon juga dikunjungi oleh wisatawan, peneliti, dan pembuat film untuk menjelajahi dan menikmati beragam flora dan fauna yang unik. Bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air juga telah dikembangkan di sepanjang sungai, terutama di sisi Brasil.

Habitat

Sungai Amazon terletak di hutan hujan tropis terbesar di dunia, di mana iklimnya umumnya hangat dan lembab sepanjang tahun. Akibatnya, ada beragam habitat yang dapat ditemukan terbentang di sepanjang Sungai Amazon. Ini termasuk rawa-rawa, rawa-rawa, dan sungai, yang sendiri dihuni oleh keanekaragaman spesies satwa liar. Lebih dari 370 jenis reptil, 3.000 ikan air tawar, dan 400 amfibi yang hidup di sana, dan ini bergantung pada Sungai Amazon untuk bertahan hidup, menurut WWF. Beberapa makhluk yang menakjubkan ini adalah Penyu Sungai Amazon Raksasa, ular Boa, buaya, Anacondas, Dwarf Caimans, Piranha, berbagai ikan bersirip sinar, dan buaya. Ada juga mamalia seperti lumba-lumba Sungai Amazon, Berang-berang Raksasa, dan Tapir yang tinggal di sana juga. Di banyak tepi sungai Amazon, semak belukar Machaerium lanatum tumbuh berlimpah juga, menurut WWF.

Ancaman dan Perselisihan

Akhir-akhir ini, ekosistem Sungai Amazon semakin mendapat ancaman dari rentetan aktivitas manusia. Penangkapan berlebihan spesies air tawar besar, penggundulan hutan, polusi merkuri oleh penambang emas rakyat di sungai, peningkatan pertumbuhan populasi, limpasan air limbah yang tidak diolah, dan pembangunan jalan dan bendungan hanyalah beberapa aktivitas manusia yang dikutip WWF yang merugikan Sungai Amazon dan lingkungannya. Lumba-lumba Sungai Amazon air tawar yang terancam punah, misalnya, sangat rentan terhadap gangguan ekosistem ini. Lumba-lumba ini tersebar di sepanjang DAS Orinoco, dan perkiraan populasinya hanya puluhan ribu. Sedimentasi di Sungai Amazon juga terjadi karena erosi tanah yang disebabkan oleh deforestasi, menurut sebuah studi oleh Woods Hole Research Center, yang selanjutnya mengganggu habitat sungai pada gilirannya.