Siapakah Orang Badui?

Orang Bedu atau Badui adalah orang Arab nomaden yang mendiami padang pasir di Semenanjung Arab, Levant, dan Afrika Utara. Kata "Bedouin" berasal dari kata Arab "badawī, " yang diterjemahkan menjadi "penghuni padang pasir". Mereka dibagi menjadi klan atau suku tetapi berbagi budaya menggembalakan kambing dan unta. Sebagian besar menganut agama Islam. Mayoritas orang Badui telah meninggalkan tradisi kesukuan dan kehidupan nomaden mereka untuk gaya hidup perkotaan, tetapi banyak yang mempertahankan tradisi musik, puisi, dan struktur klan. Mereka yang tinggal di lingkungan perkotaan kadang-kadang menyelenggarakan festival budaya setidaknya sekali setahun di mana mereka berkumpul untuk mengambil bagian dan mempelajari tradisi dari tarian pedang hingga resep tradisional.

Distribusi orang Bedouin

Ada sekitar empat juta orang yang berasal dari Badui di dunia. Mereka tersebar di Arab Saudi, Yordania, Mesir, Israel, Aljazair, Irak, dan Palestina. Rumah asli adalah Semenanjung Arab, dan dari sini, mereka mulai menyebar ke padang pasir untuk mencari makanan dan air. Mereka menyeberangi Laut Merah ke Afrika pada abad ke-11 dan menetap di gurun antara laut dan Sungai Nil.

Tradisi Orang Badui

Orang-orang Badui di Afrika Utara dan Timur Tengah berbagi budaya menggembalakan ternak terutama unta dromedaris dan kambing. Kedua hewan tersebut merupakan sumber produk susu, daging, dan wol. Mereka menganggap unta sebagai "hadiah dari Tuhan, " dan karenanya, mereka mengambil tindakan ekstra untuk mengamankan hewan mereka. Balapan unta adalah acara umum selama festival keagamaan dan pernikahan.

Puisi lisan adalah seni populer di kalangan orang Bedouin. Sebuah klan dengan beberapa penyair dihormati di masyarakat.

Di masa lalu, suku Badui mempraktikkan seni merampok karavan dan pemukiman untuk cadangan makanan dan hewan, tetapi praktik ini tidak lagi dipraktikkan.

Suku Badui tidak berinteraksi dengan masyarakat lain sampai masa lalu. Pernikahan antara sepupu adalah hal biasa dan dapat diterima di masyarakat. Tiga generasi keluarga besar dapat tinggal sebagai satu unit. Mereka berbagi makanan, tugas, dan rumah sampai titik di mana keluarga menjadi terlalu besar.

Badui di Abad ke-20

Pada 50-an dan 60-an, sejumlah besar orang Badui di Asia Barat Laut meninggalkan kehidupan nomaden tradisional mereka dan menetap di kota-kota dan lingkungan perkotaan lainnya. Kekeringan Suriah tahun 1958 hingga 1961 memaksa ribuan orang Badui dari padang pasir ke kota-kota untuk mencari pekerjaan tetap. Kebijakan pemerintah di Asia, Mesir, Yordania, dan Libya antara lain juga telah mempengaruhi budaya tradisional Badui.