Negara Pengekspor Dan Mengimpor Arang Kayu Atas

Ada dua jenis bahan bakar berbasis karbon yang biasa disebut sebagai "batubara". Salah satunya adalah batubara yang ditambang yang merupakan bahan bakar fosil, yang membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terbentuk, dan yang ketika terbakar mencemari dan menyebabkan masalah kesehatan. Yang lainnya adalah arang kayu yang membutuhkan beberapa hari untuk diproduksi dan relatif lebih aman bagi kesehatan manusia. Arang kayu telah digunakan oleh manusia selama hampir 30.000 tahun.

Metode dan Penggunaan Produksi untuk Charcoals Kayu

Kayu, kayu gelondongan, atau bahkan sampah dari furnitur lama di lubang bawah tanah ditutupi dengan lumpur atau logam, dan dibakar perlahan tanpa oksigen selama sekitar lima hari. Pabrikan modern melakukan proses ini dalam konstruksi semen dan kiln juga. Proses ini membakar zat-zat yang mudah menguap, air dan getah dalam kayu, meninggalkan karbon murni, yang menyala dengan cepat dan menghasilkan 30% lebih banyak panas atau energi daripada kayu, dan berkinerja lebih baik daripada batubara antrasit. Namun, konversi kayu menjadi arang menyebabkan hilangnya energi sekitar 60%. Arang kayu digunakan dalam bentuk benjolan alami atau sebagai briket, di mana batubara dihancurkan, dikompresi dan dibentuk menjadi bentuk biasa menggunakan pati pengikat alami. Arang adalah produk bervolume tinggi dan bernilai rendah, sehingga briket dapat mengurangi biaya transportasi.

Arang adalah artikel yang paling banyak diperdagangkan di zaman prasejarah, namun karena selalu menjadi proses yang melelahkan dan kotor, orang-orang yang terlibat dalam produksinya, menempati status sosial yang rendah. Arang kayu telah digunakan untuk memasak dan beberapa industri di masa lalu yang dalam banyak kasus telah digantikan oleh batubara industri. Itu digunakan sebagai bahan bakar metalurgi dalam produksi besi sejak zaman Romawi oleh pandai besi, dan kemudian untuk produksi skala industri besi juga. Baru-baru ini, arang kayu digunakan untuk membuat "gas kayu" yang digunakan dalam mobil sebagai bahan bakar. Itu sebelumnya juga digunakan dalam membuat obat-obatan dan penggunaan artistik.

Produsen dan Importir Bahan Bakar Jenis Arang Terbesar

Produksi arang telah meningkat di seluruh dunia dari 18 juta ton pada tahun 1965 menjadi 47 juta ton pada tahun 2009, di mana saat itu Afrika menghasilkan 63% dari arang di dunia. Kontributor terbesar untuk ekspor global batubara, Paraguay (12%), India (11%), Indonesia (11%), Argentina (11%), dan Somalia (5%) merupakan setengah dari ekspor batubara.

Industri batubara Paraguay adalah salah satu pendorong utama deforestasi hutan kering tropis yang sudah langka. Biomassa dan arang adalah bahan bakar utama untuk memasak dan keperluan industri. Ekspor batubara adalah salah satu pendapatan utamanya, dan melebihi konsumsi domestik. Importir utamanya adalah Brasil sendiri yang merupakan produsen besar, dengan truk bermuatan arang yang melintasi perbatasan secara ilegal. Selain itu arang barbekyu berkualitas tinggi diekspor ke Spanyol, Jerman, Belgia, Brasil, Israel dan Chili. Demikian pula pembuatan arang adalah kegiatan ilegal di Indonesia. India memproduksi arang aktif, arang kayu, arang kelapa, debu arang dalam skala besar menggunakan teknologi dan mesin modern. India mengekspor 18% dari arang kayu yang diproduksi pada 2014. AS adalah importir utamanya.

Negara-negara yang memiliki pangsa tertinggi dalam impor batubara global adalah Jerman (9%), Cina (8%), Malaysia (8%), Jepang (7%) dan Republik Korea (6%). Jerman mengimpor batubara senilai 111 juta dolar AS, terutama berasal dari Polandia (40%), Paraguay (12%), Nigeria (6, 7%), Prancis (6, 3%), Bosnia dan Herzegovina (5, 3%), Ukraina, 3%) dan Indonesia (4, 5%). Arang ini terutama digunakan dalam industri rekreasi untuk barbekyu dan restoran, serta untuk keperluan industri seperti peleburan. Cina mengimpor 75 juta dolar batu bara terutama dari India, Myanmar, Kolombia, Indonesia, Thailand, dan pantai Gading. Permintaan arang China yang meningkat didorong oleh produksi silikonnya yang menyumbang 50% dari produksi dunia.

Dampak Lingkungan dan Sosial dari Penggunaan Arang Kayu

Diperlukan enam hingga 15 ton kayu untuk membuat satu ton arang, akibatnya banyak hutan Afrika telah hilang karena ekspor arangnya ke Eropa. Paraguay kehilangan hampir 40.000 hektar hutan setiap tahun karena ekspor arang ilegal, dan 12.000 ha lainnya untuk memproduksi batubara barbekyu untuk Eropa. Selain itu, produsen arang Paraguay yang sebagian besar menjalankan unit pedesaan skala kecil mendapat sedikit penghasilan dari perdagangan ini. Di sisi lain, dibandingkan dengan produksi minyak tanah, batu bara, Gas Minyak Cair, kayu bakar, dan listrik, produksi energi Terajoule dengan arang menyediakan lapangan kerja bagi 200 hingga 350 orang. Di India, Pakistan, Filipina, Nepal, dan Myanmar, industri ini menyediakan lapangan kerja hingga 6% hingga 10% dari populasi pedesaan mereka.

Negara Pengekspor Dan Mengimpor Arang Kayu Atas

PangkatNegara EksporPersentase Bagian Dari Total Ekspor Arang KayuNegara ImporPersentase Bagian Dari Total Impor Arang Kayu
1Paraguay12Jerman9
2India11Cina8
3Indonesia11Malaysia8
4Argentina11Jepang7
5Somalia5Republik Korea6