Nag Panchami - Festival Ular Hindu

Deskripsi

Sementara ular (terutama yang berbisa) ditakuti di sebagian besar dunia dan dijauhi kemampuan mereka untuk menghadapi gigitan fatal, di India dan Nepal ada festival Hindu membuat orang melihat ular dalam cahaya yang sama sekali berbeda. Selama festival Nag Panchami, umat Hindu menyembah ular-ular dunia ular. Festival ini diadakan sesuai kalender tradisional Hindu dan biasanya dirayakan pada bulan Juli atau Agustus. Selama festival ini, orang-orang Hindu berdoa kepada dewa ular untuk kesejahteraan dan kemakmuran keluarga mereka.

Asal-usul Festival

Sebuah kisah mitologis yang sangat menarik terkait dengan inisiasi penyembahan ular dalam agama Hindu. Menurut epos Mahabharata, seorang raja dari Dinasti Kuru, Raja Parikshit, menderita kematian ketika digigit oleh ular raja Taksaka. Putra Parikshit, Janamejeya, sangat marah pada kematian ayahnya sehingga ia memutuskan untuk membalas dendam dan membunuh semua ular yang tinggal di dunia. Jadi, dengan bantuan orang bijak Brahmana yang terpelajar, ia membuat api pengorbanan besar-besaran, Sarpa Satra. Kekuatan api korban kemudian mulai menarik semua ular dunia ke dalamnya, di mana mereka terbakar sampai mati. Taksaka, meramalkan kematiannya, pergi ke Dewa Hindu, Indra untuk mencari perlindungan dan melilit dirinya di ranjang ketika Indra duduk. Namun, kekuatan api pengorbanan cukup kuat untuk mulai menyeret Indra dan Taksaka bersama-sama ke dalam api. Khawatir konsekuensinya, para dewa di surga berdoa kepada Manasadevi, seorang dewi ular Hindu, untuk menghentikan kehancuran yang dipicu oleh Janamejeya. Dia kemudian mengirim putranya, Astika, seorang Brahmana terpelajar untuk meyakinkan Janamejeya untuk menghentikan pengorbanan. Terkesan oleh kata-katanya yang bijak, yang terakhir meminta Astika untuk mencari keuntungan darinya. Mengambil kesempatan, Astika meminta Janamejeya untuk menghentikan proses pengorbanan dan melupakan semua yang terjadi di masa lalu. Karena tidak dapat memenuhi janjinya untuk memberi hadiah kepada seorang Brahmana, Janamejeya menyerah dan pengorbanan besar-besaran ular segera berhenti. Sejak saat itu hari ini mulai dirayakan sebagai Nag Panchami dan ular menjadi obyek pemujaan. Orang-orang percaya bahwa karena ular diberi hidup baru pada hari ini, karena kegembiraan, mereka siap untuk melimpahkan berkat-berkat kuat mereka kepada semua orang yang menyembah mereka pada hari yang baik ini.

Pentingnya agama Hindu

Ular telah menjadi bagian integral dari pemujaan agama Hindu sejak dahulu kala. Ular tersebut dikaitkan dengan dewa-dewa Hindu tertinggi, Dewa Siwa (yang memiliki ular melingkar di sekitar ularnya) dan Dewa Wisnu (yang digambarkan sedang beristirahat di atas ular berkepala raksasa). Karena itu, ular diyakini memiliki kekuatan super yang tidak dimiliki manusia. Ular juga diyakini mempengaruhi horoskop seseorang dan mereka yang memiliki dosha kalasarpa (masalah astrologi yang disebabkan oleh ular hitam) dianggap akan mengalami malapetaka dalam kehidupan. Jadi, penyembahan ular adalah bagian integral dari kehidupan orang-orang Hindu ini yang takut akan amarah ular. Nag Panchami membantu mereka menunjukkan rasa hormat mereka pada ular-ular di dunia dan mencari berkah dari ular-ular itu untuk hidup yang panjang dan aman.

Ritual dan Peringatan

Sejumlah ritual menarik diamati oleh umat Hindu pada hari Nag Panchami. Mereka percaya bahwa dengan memberi hormat kepada ular, mereka akan menghindari ular berbisa yang menyerang mereka atau anggota keluarga mereka di masa depan. Mereka memberi makan para Brahmana pada hari ini sambil berpuasa. Sementara di beberapa tempat, gambar dan berhala ular disembah, di tempat lain ular sungguhan juga disembah. Penggalian lahan pada hari-hari seperti itu dianggap tidak menguntungkan karena tindakan ini dapat membunuh ular. Mangkuk susu manis dan puding beras sering dibiarkan di dekat lubang rayap atau di tempat-tempat lain di mana ular berada. Para suster juga mencoba menenangkan ular dengan menawarkan susu dan menyembah mereka untuk melindungi saudara-saudara mereka dari gigitan ular. Secara keseluruhan, seluruh proses Nag Panchami mengungkapkan rasa hormat yang dalam yang dirasakan umat Hindu terhadap makhluk-makhluk alam yang paling berbisa dan bukannya memperlakukan hewan-hewan ini dengan jijik, mereka sangat mengagumi mereka karena kekuatan luar biasa mereka untuk membunuh.

Ziarah dan Pariwisata

Perayaan Nag Panchami di berbagai tempat di India dan juga di Nepal melibatkan ritual, kebiasaan, dan cita rasa yang berbeda. Keunikan festival ini menarik banyak wisatawan untuk mengunjungi India dan Nepal untuk menyaksikan perayaan penyembahan ular. Kota-kota India di Nagpur di Maharashtra, Varanasi di Uttar Pradesh, Bhuj di Gujarat, dan Coorg di Karnataka terkenal dengan perayaan Nag Panchami yang rumit. Kuil Changu Narayan di Kathmandu, Nepal juga terkenal karena pemujaannya terhadap ular di Nag Panchami.