Dimana Puncak Mandala Naik?

Deskripsi

Puncak Mandala terletak di provinsi Papua Baru di negara Oseanik Indonesia, dan merupakan salah satu KTT Dunia Kedua, mewakili wilayah Oceania. Itu juga dikenal sebagai Juliana Peak atau Juliana Top hingga tahun 1963. Puncak mencapai ketinggian 4.760 meter, atau 15.617 kaki, di antara puncak gunung di daerah tersebut. Ini juga merupakan salah satu gunung berdiri bebas tertinggi di Oceania, Australasia, New Guinea, dan Indonesia, dan juga mengikuti Gunung Carstensz, yang berjarak 350 kilometer ke barat. Puncak ini telah dinilai sebagai puncak tertinggi kedua di Oceania dengan penggunaan data dari Misi Topografi Shuttle Radar.

Peran historis

Puncak Mandala sedang dinilai sebagai salah satu dari tiga massif tertinggi, bersama dengan Puncak Trikora dan Carstensz, di provinsi New Guinea Barat. Sama seperti puncak-puncak lainnya yang juga telah kehilangan lapisan esnya, demikian pula halnya dengan puncak ini, karena puncaknya juga hilang pada tahun 1960. Hal ini juga ditemukan oleh para petualang Belanda yang memetakannya dan melihatnya membentuk bagian dari bintang gunung di wilayah timur, terletak di dekat perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini. Pendakian ke puncak pertama kali berhasil dilakukan pada tahun 1959 oleh anggota Dutch Star Mountains Expedition, yang juga menemukan sebuah danau di daerah yang dinamai Beatrix More, dan panjangnya sekitar 800 meter.

Signifikansi modern

Saat ini, Puncak Mandala sebagian besar digunakan untuk ekspedisi trekking dan untuk berkemah di daerah dataran rendah oleh wisatawan Indonesia selama bulan-bulan trekking. Jalur yang biasanya diikuti oleh orang-orang petualang seperti itu dimulai dari desa Bime di wilayah utara dan berjalan di sepanjang tanjakan yang cukup besar di wilayah tersebut. Tempat ini sebagian besar cocok untuk orang berpengalaman yang sudah terbiasa dengan peralatan panjat tebing. Bahkan pendaki ahli terkadang goyah di sini, karena salah satu anggota Ekspedisi Australia benar-benar gagal baru-baru ini pada tahun 1996. Seseorang juga dapat menemukan petualangan dan sensasi yang tercampur dalam perjalanan karena seseorang harus melewati daerah hutan selama ekspedisi mereka ke wilayah pegunungan. . Lebih lanjut menyoroti perlunya pendaki di sini untuk mengalami seperti yang dinyatakan adalah kenyataan bahwa perjalanan yang bagus ini, setelah mencapai 4.000 meter di atas permukaan laut, sistem navigasi Global Positioning Satellite (GPS) sering tidak dapat digunakan karena adanya kabut.

Habitat

Puncak gunung Pucak Mandala masih dipandang sebagai tantangan oleh pendaki gunung modern, karena tampaknya masih mustahil bagi banyak orang untuk menyelesaikan ekspedisi mereka ke puncak puncak. Bahkan dataran rendah dan dataran tinggi jauh di bawah puncak ditutupi dengan hutan lebat yang sulit dinavigasi, dan ini adalah habitat bagi banyak hewan gunung dan spesies burung, dan padang rumput dapat ditemukan di daerah lain di sekitar puncak gunung juga. Ada juga penduduk desa asli yang tinggal di dataran rendah di kaki gunung.

Ancaman dan Perselisihan

Ancaman utama ke puncak adalah pemanasan global, yang telah menyebabkan lapisan esnya mencair selama beberapa tahun terakhir dan, karena itu, ketinggian puncaknya terus diturunkan hingga hari ini. Bahkan pencairan ini telah menimbulkan bahaya bagi para trekker, karena ekspedisi mereka gagal berkali-kali. Ancaman lainnya adalah spesies yang hidup di daerah tersebut, karena mereka sering diburu oleh penduduk desa setempat, yang banyak di antaranya juga bekerja sebagai pemandu bagi para pendaki.