Dimana Puncak Jaya Naik?

Deskripsi

Gunung Puncak Jaya mencapai ketinggian 16.024 kaki di negara Oseanik Indonesia. Itu terletak di Kisaran Sudirman Provinsi Papua di Indonesia. Ini juga merupakan puncak tertinggi di provinsi negara itu. Di antara penggemar pendakian, gunung ini juga dikenal sebagai Carztensz Pyramid. Pada 1623, penjelajah Belanda dan pendaki gunung Jan Carstenszoon adalah orang asing pertama yang menemukan gunung itu. Meskipun dia belum memanjatnya, dia juga yang pertama memverifikasi bahwa ada lapisan es gletser yang luas di atas gunung. Nama "Carztensz Pyramid" diberikan kepada gunung untuk menghormati Jan Carstenszoon.

Peran historis

Gunung Puncak Jaya dan provinsi Papua diambil alih oleh Indonesia pada tahun 1963, dan gunung itu diberi nama baru, Sukarno Peak, untuk menghormati presiden pertama Indonesia. Kemudian, kemudian diubah menjadi "Puncak Jaya" (artinya Gunung Kemenangan). Pendakian pertama gunung dilakukan pada tahun 1936 oleh ekspedisi Belanda yang terdiri dari Jean Jacques Dozy, Anton Colijn, dan Frits Wissels. Mereka mendaki dua dari tiga puncaknya, Carstensz Timur dan Ngga Pulu, tetapi tidak dapat mendaki puncak ketiga, Piramida Carstensz, karena cuaca buruk. Tidak sampai 1962 ketika KTT ketiga berhasil naik, dengan prestasi yang dilakukan oleh Austria Heinrich Harrer, Kuil Philip Selandia Baru, Russell Kippax Australia, dan Australia Albertus Huizenga.

Signifikansi modern

Gunung ini ditutup untuk pendaki gunung dari tahun 1995 hingga 2005. Namun, saat ini akses ke gunung dimungkinkan melalui masalah izin pemerintah untuk melakukannya. Gunung ini sangat langka karena, meskipun lokasinya di khatulistiwa, tingginya memungkinkan lerengnya untuk mempertahankan gletser besar, meskipun sejak tahun 1850-an sebagian besar gletser ini telah mencair. Masih ada gletser yang tersisa dekat dengan puncak gunung, tetapi puncaknya sekarang bebas es. Tambang Grasberg juga ditemukan di gunung. Ini beroperasi sebagai tambang emas, tembaga, dan perak, dan memiliki sekitar 19.500 karyawan. Sejarah tambang telah dikotori oleh pemogokan, kecelakaan, dan pemblokiran penambang sejak mulai beroperasi.

Habitat

Pada tahun 1963, Belanda akhirnya menarik diri dari Papua Barat. Pemerintah Indonesia dengan cepat mencaploknya ke negara mereka sendiri, dan berfokus pada pengembangan industri modern di dalamnya, termasuk pertambangan. Baru kemudian pemerintah mengalihkan perhatiannya ke pentingnya konservasi alam dan pelestarian hutan dan hewannya. Irian Jaya adalah daerah di mana Gunung Puncak Jaya naik di Provinsi Papua Indonesia. Basis dan lereng Gunung Puncak Jaya menawarkan beragam habitat yang berkisar dari pegunungan ke pegunungan hingga ke gletser. Habitat utamanya termasuk hutan bakau dan rawa-rawa lainnya, hutan hujan dataran rendah, zona pegunungan rendah, zona pegunungan tinggi, dan zona pegunungan Alpen. Fauna di sana terdiri dari berbagai mamalia, burung, reptil, amfibi, ikan, dan serangga serta invertebrata lainnya.

Ancaman dan Perselisihan

Setelah dimulainya pencaplokan Provinsi Papua, pemerintah Indonesia berkonsentrasi pada kegiatan eksplorasi dan pengembangan minyak dan mineral. Ini juga menjadikan pembangunan jalan menjadi prioritas, dan Indonesia juga memperluas kepentingan industri kayu di wilayah tersebut. Menyadari kurangnya langkah-langkah konservasi yang tepat, pemerintah Indonesia, World Wildlife Fund, dan Uni Internasional untuk Konservasi Alam melihat perlunya bekerja sama untuk konservasi sumber dayanya, dan untuk melindungi keanekaragaman hayati yang ditemukan di seluruh Papua Propinsi. Pada 2012, WWF merayakan 50 tahun kerja konservasi di Indonesia. Namun sayangnya, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di sini, karena menurunnya upaya konservasi antara organisasi akar rumput Indonesia dan masyarakat lokal. Komunitas-komunitas ini telah mengabaikan aturan dan peraturan, dan peningkatan deforestasi, penangkapan ikan yang berlebihan, dan perburuan yang tidak bertanggung jawab telah menjadi masalah yang semakin besar, dan semakin memburuk dengan meningkatnya tekanan populasi.