Dimana The Great Basin Desert Lie?

Deskripsi

Dengan luas 200.000 mil persegi, Gurun Cekungan Besar adalah gurun terbesar di Amerika Serikat. Itu menempati sebagian besar Nevada, serta bagian dari Utah, Oregon, Idaho, dan California. Di batas timurnya, Gurun Cekungan Besar berbatasan dengan Pegunungan Wasatch Utah. Di sebelah barat, berbatasan dengan Sierra Nevada dan Pegunungan Cascade. Gurun Cekungan Besar adalah salah satu dari empat gurun utama di AS, yang lainnya adalah gurun Mohave, Chihuahan, dan Sonoran. Perbedaannya adalah bahwa, tidak seperti yang lain yang merupakan padang pasir yang panas secara konvensional, Gurun Cekungan Besar adalah gurun yang dingin. Curah hujan salju tahunan di padang pasir kurang dari 10 inci salju, menurut US National Park Service (NPS).

Peran historis

Selama ribuan tahun, Gurun Cekungan Besar adalah rumah bagi penduduk asli Indian Amerika. Dalam waktu yang lebih baru, para petani, peternak, orang Mormon, dan penggembala domba juga menduduki sebagian dari bentangannya. Seni cadas telah ditemukan di Gua Pictograph Tinggi di Gurun Cekungan Besar yang dipercaya para arkeolog dilukis oleh orang-orang Indian Fremont yang hidup di Lembah Ular antara tahun 1000 dan 1300 M. Mereka melukis binatang dan manusia di atasnya. Cekungan Besar juga memiliki banyak kamp penambangan tua, seperti yang dekat dengan tempat penambang dan peternak Absalom Lehman, penemu Gua Lehman, tinggal. Menurut Great Basin Heritage, ternak diperkenalkan ke Snake Valley oleh Howard Egan pada tahun 1849. Great Basin dipenuhi dengan situs-situs kuno yang berfungsi sebagai bukti keberadaan Paleo-India dan gaya hidup mereka. Orang-orang ini pernah berburu binatang buruan besar seperti mamut, bison, spesies unta, dan lainnya dengan alasan ini. Ada juga alat penggilingan kuno yang berasal dari antara 9.000 SM dan 400 AD yang telah ditemukan di daerah Great Basin.

Signifikansi modern

Gurun Cekungan Besar membawa pendapatan melalui pariwisata dengan menarik sekitar 90.000 wisatawan setiap tahun. 50.000 dari mereka mengunjungi Gua Lehman, menurut NPS. Mendaki jalan setapak, memancing, menunggang kuda, berkendara dengan pemandangan indah, berkemah, melihat bintang dalam gelap, bermain ski, dan berseluncur salju hanyalah beberapa aktivitas luar ruangan yang dapat dilakukan oleh para pengunjung gurun. Gurun Great Basin juga menjadi tempat perlindungan spesies tanaman langka seperti greasewood, serta mouse Kanguru endemik. Gurun juga memiliki Pegunungan Goshute tempat migrasi elang terjadi. Di enam danau subalpine di Great Basin Desert, ada spesies udang air garam endemik yang tinggal di sana. Tepi dan dangkal danau ini sangat semarak dengan kehidupan burung, karena jutaan burung yang bermigrasi bergantung padanya untuk makanan dan tempat perlindungan.

Habitat dan Keanekaragaman Hayati

Lebih dari 800 spesies tanaman dapat ditemukan di daerah gurun Great Basin Desert yang dingin, sedang, dan pegunungan. Sagebrush, garam-semak, sikat kelinci, sikat hitam, hop-sage, kaktus, sikat kuda, dan lemak musim dingin adalah di antara spesies flora yang diadaptasi untuk bertahan hidup di gurun yang keras dan dingin ini. Ada juga spesies semak belukar yang aromatik, tidak bertunas, dan bercabang dengan penuh semangat, dan banyak yang merupakan kayu lunak dengan daun hijau. Karena ada bagian-bagian padang pasir di mana tanah sangat asin, sikat garam dan sikat yodium memiliki daun yang mengeluarkan garam senama mereka untuk memastikan mereka bertahan hidup. Habitat ini, menurut NPS, memiliki 70 persen dari semua spesies mamalia Amerika Utara dalam batasnya. Ini termasuk tikus air, marmut Kuning, berang-berang, Sagebrush voles, landak, kelinci Jack, domba Bighorn, Tikus pack, rusa, coyote, bobcat, badger, kelinci Pygmy, dan kucing ekor-cincin.

Ancaman Lingkungan dan Sengketa Wilayah

Keseimbangan ekologis di Gurun Cekungan Besar telah terganggu oleh Bromus tectorum, spesies rumput invasif yang diperkenalkan ke wilayah ini pada 1800-an dan 1900-an dari daerah Eurasia dan Mediterania. Rumput ini telah mengambil alih lanskap di banyak segmen padang pasir yang tumbuh sagebrush, dan juga telah menggantikan peran banyak spesies rumput asli. Pada akhir siklus pertumbuhannya, Bromus tectorum, serta banyak rumput kering lainnya, meninggalkan herba kering yang sangat mudah terbakar, sehingga meningkatkan peluang terjadinya kebakaran di wilayah tersebut. World Wildlife Fund juga melaporkan bahwa hanya 10 persen dari habitat alami yang masih utuh yang tidak terganggu di Gurun Cekungan Besar, karena sebagian besar aktivitas penggembalaan dan penelusuran di sana oleh ternak yang dipelihara secara komersial. Irigasi alfalfa dan tanaman budidaya lainnya juga meningkatkan kadar salinitas di tanah gurun. Polusi dari penambangan dan perluasan kota yang cepat di beberapa daerah juga merupakan ancaman terhadap keanekaragaman hayati Gurun Cekungan Besar.