Di mana Samudra Arktik?

Deskripsi

Samudra Arktik, yang juga dikenal sebagai Samudra Utara, memiliki kedalaman paling dangkal, dan terkecil di antara semua samudera di dunia. Memang, beberapa orang menganggapnya sebagai muara Samudra Atlantik, bukan sebagai samudra dengan haknya sendiri. Berlayar di wilayah itu sering berarti menavigasi melalui es laut, bahkan di musim panas, sementara musim dingin menyaksikan pembekuan hampir semua perairannya. Kutub Utara memiliki salinitas terendah dari semua lautan di dunia, karena tingkat penguapan dan air tawar yang rendah yang berasal dari aliran dan sungai yang memberi makan itu mencairkan konsentrasi garam perairannya. Iklim kutub mendominasi wilayah Kutub Utara. Di sana, musim dingin menunjukkan cuaca yang relatif stabil, meskipun dikenal dengan inversi suhu yang sangat dingin. Karakteristik yang paling diketahui adalah "malam 24 jam" di musim dingin kutub, dan "matahari tengah malam" yang berlawanan terlihat di musim panas.

Peran historis

Pada awal 1800-an, wilayah Kutub Utara belum banyak dieksplorasi, meskipun banyak yang menduga bahwa kemungkinan Laut Kutub ada, mirip dengan Samudra Selatan di wilayah Antartika. Inggris mendorong penjelajahan wilayah tersebut dari tahun 1818 hingga 1845, dan penjelajah-penjelajah besar seperti Kane, Hayes, dan Maury menggambarkan Wilayah Arktik sebagai ditutupi oleh tutup es sepanjang tahun. Pada tahun 1896, Nansen melakukan penyeberangan lintas Kutub Utara (laut atau maritim) pertama di Kutub Utara, dan pada tahun 1969, Herbert membuat perlintasan permukaan (darat) pertama yang sama. Pada tahun 1937, Rusia memasang stasiun es di atas es untuk mempelajari dan memantau Samudra Arktik. Kemudian, selama Perang Dunia II dan negosiasi setelahnya, wilayah Eropa Samudra Arktik menjadi zona diperebutkan yang diinginkan oleh beberapa negara besar.

Signifikansi modern

Diyakini bahwa Samudra Arktik dan Wilayah Arktik dapat menampung sekitar 25% dari total cadangan gas dan minyak bumi di planet kita. Ahli geologi telah menemukan bahwa ia juga memiliki deposit emas placer, nodul poli-logam, dan agregat pasir dan kerikil. Kelimpahan beberapa spesies ikan paus, ikan, dan anjing laut juga membuat kawasan ini menarik bagi industri perikanan. Selain itu, terlepas dari kenyataan bahwa Perang Dunia II telah berakhir selama lebih dari setengah abad, beberapa negara, terutama Amerika Serikat, Denmark, Norwegia, Kanada, dan Rusia, masih terus memiliki perselisihan mengenai siapa yang memiliki pusat dan bagian lain dari Samudra Arktik.

Habitat

Samudra Arktik memiliki beberapa habitat hewan, dan ini berfungsi sebagai rumah dan cagar alam untuk beragam mamalia dan ikan yang terancam punah. Walrus dan paus adalah di antara yang terancam. Ekosistem yang rentan di kawasan ini secara umum adalah salah satu faktor yang membuat spesies hewan di kawasan itu begitu sensitif terhadap perubahan iklim juga. Beberapa dari spesies ini bersifat endemik dan tak tergantikan, dengan Lion's Mane Jellyfish dan Banded Gunnel menjadi contoh dari spesies-spesies sensitif ini, walaupun jumlahnya masih dianggap melimpah di daerah tersebut pada saat ini. Bulan-bulan musim panas membawa banyak fitoplankton yang bergantung pada sinar matahari untuk bereproduksi. Organisme tanaman ini mendukung copepoda dan zooplankton, yang pada gilirannya berfungsi sebagai dasar untuk mendukung setiap tingkat hierarki rantai makanan lainnya, yang pada akhirnya ditutup oleh mamalia darat dan laut yang besar, di wilayah tersebut.

Ancaman dan Perselisihan

Perairan Arktik dan wilayah es dan daratan di sekitarnya menghadapi beberapa ancaman lingkungan hari ini. Ini termasuk penipisan ozon, polusi sampah (termasuk tumpahan minyak), dan perubahan iklim, di antara banyak lainnya. Ancaman ini kemungkinan menyebabkan efek domino yang dapat menghilangkan garam di Atlantik utara, yang akan diperburuk dengan mencairnya es air tawar kutub dan merusak arus laut. Itu bisa mengakibatkan perubahan cuaca di seluruh planet ini juga. Sistem sungai pedalaman juga dapat terpengaruh, dan pencairan es Kutub Utara mengancam akan membanjiri kota-kota dan negara-negara dataran rendah di mana-mana. Beberapa negara memiliki tempat pembuangan radioaktif yang dapat mencemari Samudra Arktik, dan wilayah tersebut juga telah dipilih oleh Shell Petroleum dan proyek pengembangan lainnya untuk pengeboran eksplorasi. Masyarakat asli di daerah tersebut juga prihatin dengan pengeboran ini, karena tumpahan minyak dapat membahayakan manusia dan kehidupan laut dengan efek mematikan.