Apa itu Samudra Pasifik?

Deskripsi

Penjelajah Portugis Ferdinand Magellan berlayar ke lautan Pasifik setelah berlayar keluar dari perairan Cape Horn yang kacau. Dia melihat perairan tenang samudera ini dan menamakannya Pacifico, yang berarti "damai" dalam bahasa aslinya. Namun, selama abad kedelapan belas, ia dikenal sebagai Laut Magellan. Samudera terbesar di dunia, Pasifik mencapai Samudra Arktik di utara dan perairan Antartika Samudra Selatan di selatan. Perairannya mencapai Oseania dan Asia di barat, dan di timur membentang pesisir keseluruhan Amerika. Iklimnya di utara dan selatan mirip dengan perairan timurnya, sementara di siklon barat tropisnya berkembang di musim panas. Terutama, pola cuaca bulan November dapat menciptakan aktivitas siklon yang terlalu aktif di semua lembah siklon barat tropisnya.

Peran historis

Samudra Pasifik lahir 750 juta tahun yang lalu setelah benua super Rodinia pecah. Ahli geologi dan ilmuwan modern menyebutnya sebagai Samudra Panthalassic seperti yang ada 200 juta tahun yang lalu, pada periode sebelum benua terbesar saat itu, Pangea, terpecah menjadi beberapa benua. Abraham Ortelius, seorang ahli geografi dan kartografer Flemish, memetakan Samudra Pasifik dan menamakannya Maris Pacifici. Sebelum orang-orang Eropa datang, orang-orang Indonesia dan kepulauan Pasifik telah lama berlayar di perairannya yang luas untuk bermigrasi ke tanah air pulau-pulau lain serta menangkap ikan mereka untuk dimakan. Perjalanan orang-orang awal ini mengajarkan keterampilan yang tak ternilai dalam hal pengetahuan tentang arus air Pasifik, pola angin dan musim, arus balik khatulistiwa, pusaran utara dan selatan yang besar, dan layar pulau.

Signifikansi modern

Signifikansi komersial Samudra Pasifik, terutama hasil dalam sumber daya mineral dan tangkapan ikan, selalu penting. Australia dan Selandia Baru memiliki monopoli pada sumber daya minyak dan gas alam lepas pantai, sementara Jepang memburu ikan paus di perairan yang berdekatan. Filipina, Panama, Nikaragua, dan Papua Nugini, sementara itu, memanen mutiara laut di sepanjang garis pantai mereka sendiri. Banyak negara di dunia mencari ikan salmon, sarden, herring, kakap, tuna, ikan pedang, dan kerang di perairannya yang beriklim sedang. Pukat harimau juga mengumpulkan kepiting, udang, dan lobster dari pasir dalamnya. Di antara mineral di bawahnya adalah endapan ferro-mangan, emas placer, timah, berlian, titanium, dan magnesium. Beberapa endapan mineral tanah jarang di dasar samudera juga telah ditemukan, tetapi menambang ini dengan teknologi dan praktik yang saat ini tersedia akan terbukti sangat mahal, dan padat karya dan waktu.

Habitat

Habitat laut di Samudra Pasifik praktis sama dengan yang terlihat di lautan lain di dunia, kecuali untuk variasi suhu dan salinitas regional. Perairan laut yang dinamai habitat "Pelagis" adalah tempat binatang laut seperti ikan, mamalia laut, dan plankton paling banyak ditemukan. Semua kehidupan laut hidup pada satu waktu di zona Pelagic ini, melakukan proses kehidupan seperti bermigrasi, tumbuh, makan, dan bereproduksi. Dasar lautan memiliki apa yang dikenal sebagai habitat "bentik", dan ini adalah tempat tinggal beberapa invertebrata dan pemulung, baik di permukaan dasar laut atau di dalam liang di bawahnya. Habitat terumbu karang dapat ditemukan di daerah dangkal yang cerah di laut dekat dengan pantai. Ini juga merupakan tempat keanekaragaman hayati terbesar tertanam, dan habitat ini dapat diidentifikasi oleh berjuta-juta karang yang melindungi spesies ikan dan invertebrata kecil.

Ancaman dan Perselisihan

Perselisihan teritorial di Samudra Pasifik baru-baru ini kembali menjadi perhatian global, karena negara-negara yang terlibat sekali lagi saling menuduh imperialisme, seperti yang sering terjadi pada beberapa abad sekarang. Negara-negara yang terlibat dalam sengketa wilayah paling menonjol saat ini adalah Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Filipina. China dan Jepang bersaing memperebutkan Kepulauan Senkaku, sementara China juga terlibat dengan Filipina karena mereka berselisih mengenai Scarborough Shoal. Korea Selatan dan Jepang juga memiliki sengketa yang sedang berlangsung mengenai Kepemilikan Kepulauan Dokdo. Polusi laut juga merupakan masalah lain yang tidak mudah untuk ditentukan sumbernya, karena penyebab biasanya adalah bahan kimia dan sampah yang mengalir keluar dari sungai ke laut, yang dapat terjadi di mana saja dan kemudian melayang hingga ratusan, atau bahkan ribuan mil, terkadang melintasi batas laut dan samudera. Bahkan satelit dan puing-puing pesawat ruang angkasa berkontribusi terhadap masalah pencemaran Samudra Pasifik. Namun, dalam masalah polusi ini, tidak ada negara yang mengakui memiliki sampah di lautan, dan tidak diragukan lagi akan mengambil pendekatan multilateral untuk secara efektif membersihkan yang terburuk.