Apa itu Polusi Pertanian?

Polutan pertanian adalah produk sampingan biotik atau abiotik dari praktik pertanian yang mengarah pada kontaminasi atau degradasi ekosistem. Praktek pertanian seperti itu yang menyebabkan efek berbahaya pada manusia dan merusak kepentingan ekonomi mereka disebut sebagai polusi pertanian.

Sumber Pencemaran Pertanian

Ada dua sumber polusi pertanian, dan mereka adalah sumber non-titik dan sumber polusi. Polusi sumber titik adalah sumber tunggal yang dapat diidentifikasi seperti air, udara, kebisingan, cahaya, atau polusi termal. Di sisi lain, polusi sumber non-titik mengacu pada polusi yang berasal dari banyak sumber yang tersebar, misalnya, polusi yang dihasilkan dari limpasan tanah, curah hujan, pengendapan atmosfer, rembesan, modifikasi hidrologi atau drainase, di mana sulit untuk melacak polusi ke sumber tunggal.

Penyebab Biotik Dari Polusi Pertanian

Penyebab polusi biotik mengacu pada organisme hidup yang dalam banyak kasus mengandung karbon dan mengalami pembusukan. Penyebab biotik umum pencemaran pertanian antara lain bio-pestisida, spesies invasif, dan pengendalian hama biologis. Polutan bio-pestisida adalah pestisida yang merupakan organisme hidup dan atau bahan alami seperti tanaman, hewan, bakteri, dan beberapa mineral. Ada tiga jenis: Biokimia, mikroba, dan pestisida nabati. Bio-pestisida memiliki faktor polusi kurang dari pestisida tradisional; Namun, mereka memiliki dampak negatif pada spesies lain (non-target). Spesies invasif dapat merujuk pada hama asing yang dimasukkan secara tidak sengaja dan dapat merusak ekosistem asli begitu mereka membangun diri. Contohnya adalah Centaurea solstitialis yang merupakan gulma asing di Amerika Utara yang beracun bagi kuda dan tanaman asli. Di sisi lain, penggunaan pengendalian hama biologis meskipun lebih aman daripada metode kimia telah terbukti fatal dalam beberapa kasus. Contohnya adalah ketika kupu-kupu parasitoid diperkenalkan di peternakan Amerika Utara untuk mengendalikan ngengat gipsi, dan ini mengakibatkan penurunan ngengat sutra yang menghancurkan di wilayah tersebut.

Penyebab Abiotik Dari Polusi Pertanian

Polutan abiotik mengacu pada zat atau produk tidak hidup yang mempengaruhi atau mempengaruhi lingkungan dan ekosistem. Beberapa penyebab pencemaran abiotik yang paling umum adalah pestisida, pupuk, dan logam berat. Pestisida adalah agen kimia atau produk yang digunakan di pertanian untuk mengendalikan hama yang berdampak negatif pada produksi tanaman. Ketika digunakan secara berlebihan mereka mencemari tanah sehingga mengubah proses mikroba di tanah. Pupuk, yang berbasis Nitrogen, meningkatkan kapasitas produksi tanah. Namun, hanya sebagian kecil yang dikonversi untuk menghasilkan, sisanya tetap berada di tanah. Pupuk yang berlebihan mengubah tingkat PH tanah dan juga mencemari sumber air. Limbah industri juga merupakan polutan penting yang memasukkan unsur-unsur seperti merkuri dan logam berat lainnya ke dalam ekosistem.

Efek Pencemaran Pertanian

Polusi pertanian adalah sumber utama polusi dalam badan air. Ketika bahan kimia dari pestisida, herbisida, dan pupuk masuk ke air tanah, mereka berakhir di air minum, dan ini, pada gilirannya, mengarah pada dampak buruk pada kesehatan seperti sindrom bayi biru. Pupuk dan pupuk kandang akhirnya berubah menjadi nitrat yang mengurangi jumlah oksigen dalam badan air sehingga mempengaruhi semua hewan air. Ketika konsentrasi unsur-unsur beracun yang diperoleh dari produk pertanian menumpuk di dalam tanah, kesuburan tanah akan berkurang.

Mengontrol Polusi Pertanian

Banyak pendekatan yang dapat secara signifikan mengurangi jumlah polutan pertanian di lingkungan. Salah satu contoh adalah menerapkan jumlah pupuk yang tepat pada musim yang tepat dan dengan cara yang benar, dan ini akan secara signifikan mengurangi jumlah pupuk yang belum dikonversi yang berakhir di badan air. Menghindari kotoran hewan dari badan air akan mengurangi jumlah nitrogen dan fosfor yang berakhir di aliran dan sungai. Penggunaan tanaman semanggi membantu dalam mendaur ulang kelebihan nitrogen dari tanah dan mengurangi erosi tanah. Menanam rumput atau pohon di sekitar pertanian membantu dalam menyaring dan mendaur ulang nutrisi yang berakhir di sungai dan sungai. Langkah-langkah kontrol lainnya termasuk konservasi pengolahan tanah, manajemen drainase, dan manajemen badan air.