Apa itu Jejak Ekologis?

pengantar

Jejak ekologis dapat digambarkan sebagai ukuran dampak manusia terhadap ekosistem Bumi yang diukur dengan luas hutan belantara atau jumlah modal yang dikonsumsi setiap tahun. Jejak ekologis dapat digunakan untuk memperkirakan penurunan cepat dari modal alam dalam skala global.

Cara Mengukur Jejak Ekologis

Jejak kaki ekologis diukur dalam hektar global. Biokapasitas dan jejak kaki ekologis dihitung dengan mencari tahu faktor hasil untuk sebidang tanah tertentu di negara tertentu, yang menunjukkan produktivitas relatif dari sebidang tanah tertentu.

Setelah itu, seseorang menghitung biokapasitas lahan tersebut kemudian mengalikan luasnya dalam (hektar) dengan faktor hasil dan dengan faktor ekuivalen (faktor ekuivalen mewakili produktivitas relatif dari jenis lahan tertentu dengan produktivitas rata-rata dunia dari semua lahan). Hasilnya mewakili biokapasitas yang mencakup area tanah, jenis tanah, dan lokasi geografis tanah.

Akhirnya, dengan menghitung jejak ekologis suatu negara, gandakan hasil dan faktor-faktor yang setara dengan rasio tonase terhadap setiap jenis lahan yang digunakan. (Tonase- adalah jumlah produk yang dikonsumsi. Hasil- adalah jumlah ton per hektar yang biasanya diperoleh dari jenis tanah negara itu)

Perbandingan hektar global biokapasitas (pasokan) kemudian dibuat dengan hektar global jejak (permintaan) dan perkiraan overshoot ekologis yang dibuat.

Analisis jejak ekologis adalah indikator kelestarian lingkungan dan dapat digunakan untuk mengukur dan mengelola penggunaan sumber daya dalam suatu ekonomi dan mengeksplorasi keberlanjutan gaya hidup dan organisasi individu.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jejak Kaki Ekologis

Praktik manusia yang mengarah pada pemanasan global dan polusi udara juga meningkatkan jejak ekologis. Ini termasuk praktik seperti menggunakan mobil yang mengeluarkan gas berbahaya, membiarkan lampu menyala, atau menggunakan pupuk dan pestisida.

Keterbatasan Jejak Kaki Ekologis

Indikator ekologis digunakan untuk mengkomunikasikan informasi tentang tantangan yang dihadapi ekosistem, seperti kurangnya standar metodologis pada skala internasional, ketersediaan variabel informasi pada skala lokal dan internasional, peringkat indikator yang berbeda pada skala internasional, kurangnya tingkat referensi, tumpang tindih ukuran indikator di antara masalah lainnya.